Memulai sesuatu yang baru membuat saya takut. Belum lama ini saya memberanikan diri traveling sendiri keluar negeri. Beberapi hari sebelum hari H-nya, hati saya sudah deg-degan. Dan pikiran saya mulai berandai-andai: Seandainya saya ketinggalan pesawat, seandainya bukti “covid vaccine” saya ditolak, seandainya…seandainya… Semua andain ini seperti sesuatu yang hidup didalam pikiran saya dan menciptakan rasa takut dihati.
Rasa takut membuat saya tidak nyaman.
Memasuki keyakinan iman yang baru, yang berbeda dengan apa yang diajarkan oleh orang tua dan agama adalah sesuatu yang bisa menciptakan perasaan takut.
Maria, ibu Yesus, juga pernah mengalami rasa takut ketika malaikat Gabriel mengunjunginya.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya:
“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Lukas 1:28-30 TB
Rasa takut BISA dikalahkan. Bukan dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan kekuatan yang Tuhan sudah sediakan. Salah satunya adalah memiliki teman percaya. Teman yang sudah pernah melewati jalan yang anda sedang lewati.
Saat boarding pesawat, saya mencari kursi saya. Dan pas sekali seorang ibu yang duduk disebelah saya adalah orang Asia. Jadi kita saling berkenalan. Memiliki teman seperjalanan, membuat rasa takut menjadi kecil.
Tuhan menyediakan teman bernama Elisabet buat Maria.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Lukas 1:36-37 TB
Elisabet sudah mengalami apa yang bakal Maria alami, yaitu sesuatu yang mustahil secara manusia. Elisabet bisa mengerti perasaan Maria dan menyambut kedatangan Maria. Maria tinggal bersama Elisabet sekitar tiga bulan. (Baca Lukas 1:39-56). Bisa dibayangkan percakapan mereka, dan pertanyaan Maria kepada Elisabet.
Memiliki teman yang juga pernah mengalami apa yang anda alami, bahkan mungkin lebih buruk dari yang anda alami, akan membuat anda merasa tidak sendiri. Memiliki teman percaya dalam menghadapi rasa takut bisa memberi kekuatan tersendiri. Kekuatan dua orang lebih besar dari pada satu orang.
Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!
Pengkhotbah 4:9-10 TB
Memiliki teman percaya memberi anda kesempatan, bukan saja menerima tetapi juga memberi perhatian kasih ketika teman lain mengalami kelemahan. Dan apa yang tertulis dalam kitab Ibrani, boleh menjadi kenyataan.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Ibrani 10:24 TB
Memiliki teman percaya adalah memiliki teman berdoa. Ini memberi kesempatan anda mengalami kehadiran Tuhan Yesus ketika anda berkumpul bersama dalam nama-Nya, seperti yang Tuhan Yesus janjikan dalam Firman-Nya. Mengalami Kristus bersama adalah mengalami terang. Terang ini memberi perspective baru dalam anda menghadapi rasa takut. Dalam terang, rasa takut tidak lagi kelihatan seperti monster, melainkan kelihatan lebih kecil dibandingkan Tuhan.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Matius 18:20 TB
Website ini dimaksudkan untuk menjadi teman, terutama buat wanita yang mau memulai perjalanan iman didalam Kristus. Dengan harapan supaya kita bisa connect untuk mulai membangun persahabatan iman didalam Kristus dengan teman percaya yang dari latarbelakang Muslim. Silahkan hubungi kami.
4 responses to “Kalahkan Rasa Takut Bersama Teman Percaya”
Hi, this is a comment.
To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
Commenter avatars come from Gravatar.
Ini sungguh menguatkan dan membantu ketika saya mengalami ketakutan dan merasa seorang diri.
Terima Kasih Rulli Santorini untuk comment-nya, Tuhan Memberkati.
Okay, thank you!