“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.” (Lukas 22:27 TB)
Rendah hati tidak sama dengan bernilai Rendah. Salah satu karakter Tuhan Yesus yang membuat hati saya terpesona adalah kerendahan hati-Nya. Mungkin sudah menjadi hal yang umum bahwa Tuhan itu berkuasa, tetapi satu hal yang tidak biasa adalah bahwa Tuhan itu rendah hati.
Kalau kita manusia bisa menjadi rendah hati, biasanya karena sudah banyak makan penderitaan sehingga menjadi sadar tidak ada yang bisa di sombongkan. Kerendahan hati, tidak kita warisi dari kecenderungan alamiah kita, tetapi rendah hati adalah karakter Tuhan.
Firman Tuhan di atas adalah jawaban Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya ketika mereka memperdebatkan tentang siapa yang pantas dianggap paling hebat di antara mereka. Kita bisa mengerti keinginan hati murid-murid Yesus karena kita pun suka membandingkan diri kita dengan orang lain dan diam-diam hati kita memiliki keinginan untuk diakui oleh komunitas kita.
Dalam Lukas 22: 25-27 Tuhan Yesus menunjukkan tiga kedudukan yang biasanya dianggap hebat oleh manusia: yang pertama adalah kedudukan seorang raja atau seorang yang memiliki jabatan. Biasanya kita menilai seseorang berdasarkan jabatan atau gelar yang dimiliki dan masyarakat biasanya lebih mau mendengar seseorang yang bergelar tinggi.
Kedudukan yang kedua adalah kedudukan seseorang dilihat dari segi usia (ayat 26). Biasanya orang yang lebih tua dari segi umur memiliki tempat yang lebih dihormati atau dianggap lebih hebat dalam masyarakat tertentu. Beberap hari yang lalu saya bertemu dengan seorang ibu yang berumur 99 tahun dan ia masih bisa berjalan dan bercanda. Saya mengagumi ibu ini. Anda pasti juga mengagumi seseorang yang sudah berumur tetapi masih kuat.
Kedudukan ketiga adalah mereka yang dilayani oleh pelayan ketika duduk makan (ayat 27). Di jaman ketika masih ada perbudakan, pasti kelihatan sekali perbedaan antara orang yang dilayani dan budak yang melayani: orang yang dilayani pasti dipandang lebih hebat dibandingkan budak yang melayani. Kalau kita bandingkan dengan dunia kita sekarang, mereka yang mempekerjakan dianggap lebih hebat daripada karyawan.
Sementara pikiran murid-murid Yesus dipenuhi oleh pertimbangan akan diri mereka sendiri, Tuhan Yesus menarik perhatian mereka supaya mereka mempertimbangkan apa yang sedang Yesus lakukan. Ia yang adalah Tuhan sedang melayani mereka dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk menjadi korban penghapus dosa.
Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu. (Lukas 22:19-20 TB)
Menjadi pelayan yang diajarkan Yesus bukan soal memiliki gelar atau jabatan sebagai pemimpin, bukan soal usia, atau bukan juga soal harta sehingga dapat mempekerjakan karyawan. Kalau menjadi pelayan karena memiliki jabatan, yang terjadi biasanya malah mereka dilayani bukan melayani.
Menjadi pelayan seperti yang diajarkan Tuhan Yesus adalah sikap hati yang melihat kebutuhan orang lain dan mengutamakan kepentingan orang lain seperti Tuhan Yesus yang rela meninggalkan sorga, datang ke dalam dunia yang penuh dengan dosa, rela mengambil rupa manusia, dan bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk kepentingan saudara dan saya.
Kerendahan hati Tuhan Yesus membuahkan kesempatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya untuk mengenal Allah dan bahkan menjadi anak-anak-Nya.
Diperlukan kerendahan hati untuk kita berani bersaksi akan Kristus walaupun orang lain mungkin menganggap kita orang bodoh karena percaya kepada Yesus dan firman-Nya. Diperlukan kerendahan hati untuk kita mau mendengar supaya kita bisa mengerti kebutuhan orang lain.
Kalau anda menyadari bahwa kebutuhanmu sudah diutamakan oleh Tuhan Yesus karena kerendahan hati-Nya, maka anda akan dimampukan untuk mengutamakan kepentingan orang lain dan dengan demikian anda akan dapat memancarkan kerendahan hati Kristus.
Doa
Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk terus menyadari apa yang sudah kita terima di dalam Kristus sehingga hati kita boleh dibebaskan dari sikap yang berpusat kepada diri sendiri.