Dahulu Asing Sekarang Berteman di Dalam Kristus

Mungkinkah Ada Niat di Balik Niat?

Waktu kecil saya dididik untuk menjadi anak yang baik di mata orang tua dan masyarakat. Sebagai seorang anak, saya berjuang untuk mendapatkan persetujuan orang tua. Saya giat belajar supaya mendapatkan nilai terbaik. Ketika orang tua saya membanggakan prestasi sekolah saya, hati saya berbunga-bunga. Tidak lama kemudian menyenangkan hati orang tua menjadi goal hidup saya. Orang tua saya bangga, guru-guru saya bangga, semua orang jadi senang.

Menyenangkan hati orang tua adalah sesuatu yang mulia kalau memang mengalir dari hati yang tulus. masalahnya adalah saya tidak menyadari kalau ada niat lain dibalik niat saya menyenangkan hati orang tua. Ada banyak niat di hati manusia. Kalau ditelusuri niat ini berujung pada diri sendiri. Niat ini bersifat egosentris. Setelah Tuhan bukakan mata rohani saya, saya menjadi sadar bahwa niat saya yang terdalam adalah supaya saya dikasihi. Saya membeli kasih orang tua saya dengan nilai-nilai akademik yang bagus.

Sifat egosentris tidak pandang bulu, diwarisi oleh semua manusia. Sayangnya sifat ini juga bisa terbawa di dalam relasi kita dengan Tuhan. Kita melakukan ibadah agamawi seperti kegereja, memberi persembahan, membaca Alkitab, Persekutuan, dan Berdoa, dengan niat terdalam dan tersembunyi untuk membeli kasih Tuhan. Kita ingin dikasihi, dijaga dari kecelakaan, diberi kesuksesan, atau diberkati. Kalau seseorang belum dimerdekakan dari niat untuk membeli kasih Tuhan, ia tidak akan bisa bebas beribadah. Ia tidak akan bisa bebas mengasihi. Ia tidak akan bisa bebas mentaati Tuhan. Karena ia terikat oleh niatnya yang terdalam yaitu ingin dikasihi. Bagaimana supaya mengalami kemerdekaan?

Langkah pertama adalah menerima kenyataan bahwa kasih Tuhan tidak bisa dibeli. Tuhan itu mutlak dalam segala hal. Kasih-Nya juga mutlak. Kalau dibandingkan dengan terang, tidak sedikitpun ada sirna kegelapan dalam terang Tuhan. Terang-Nya adalah mutlak. Kasih-Nya adalah kasih yang mutlak. Kalau semua orang saleh sepanjang masa mengumpulkan semua perbuatan baik mereka, semua ini tidak mungkin bisa membeli kasih Tuhan. Karena kasih Tuhan adalah mulia dan manusia adalah berdosa. Ketika mata saya dibukakan, saya melihat kebenaran bahwa sekeras apapun saya berjuang, saya tidak bisa membeli kasih Tuhan. Kebaikan saya tidak bisa menjadi alat tukar untuk menerima kasih Tuhan. Tidak ada sesuatu di dalam keberadaan saya yang sedikitpun melayakkan saya menerima kasih Tuhan. Sama sekali tidak ada.

Langkah kedua adalah berpaling kepada Kristus. Ketika seseorang menerima kebenaran tentang dirinya bahwa tidak ada sesuatu yang layak didalam dirinya untuk menerima kasih Tuhan, disaat inilah ia siap berpaling sepenuhnya kepada Kristus. Ia berhenti mencari alasan di dalam dirinya. Dan ia menemukan alasan kasih Allah di dalam pribadi Kristus. Semua alasan Allah mengasihinya ada di dalam Kristus. Tidak satupun ada di dalam dirinya. Allah mengasihi anda dan alasan Allah mengasihi anda tidak ada di dalam diri anda, tetapi di dalam Kristus.

Allah mengasihi anda karena Ia yang menciptakan anda melalui Kristus. Anda diciptakan oleh Kristus dan untuk Kristus. Kristus yang menopang hidup anda entah anda menyadarinya atau tidak. Firman Tuhan tentang Kristus lewat Rasul Paulus mengatakan:

karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Kolose 1:16 TB

Allah mengasihi anda karena Allah adalah kasih. Segala sesuatu yang Allah lakukan adalah mengalir dari kasih-Nya. Allah mengasihi anda bukan sejak anda berbuat baik tetapi ketika anda masih berdosa. Bukankah ini cukup membuktikan bahwa Allah mengasihi anda karena Allah adalah kasih?

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Roma 5:8 TB

Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita.

Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

1 Yohanes 4:16 TB

Kalau anda berhenti melihat diri anda sendiri dan berpaling kepada Kristus dan tenggelam di dalam kasih-Nya yang tidak berhenti mengalir, maka anda akan mengalami kemerdekaan untuk menyembah Tuhan dan mentaati perintah Tuhan. Anda akan bebas dari rasa takut akan kegagalan karena sekalipun anda gagal, hal ini tidak akan mengurangi kasih Allah kepada anda. Sekarang alasan terdalam anda beribadah adalah karena Allah mengasihi anda.

Allah adalah Allah yang hidup. Kasih-Nya pun adalah kasih yang hidup. Sesuatu yang hidup melahirkan hal sejenis. Ikan melahirkan ikan. Tidak mungkin ikan melahirkan kucing. Kasih Allah yang hidup melahirkan kasih yang serupa di dalam hati yang menerimanya. Tanda bahwa seseorang sudah menerima kasih Allah adalah ia memiliki kemampuan untuk mengasihi Tuhan dan semua orang termasuk musuhnya dengan tulus. Karena kasih yang dimiliki bukan berasal dari manusia tetapi dari Allah.

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

1 Yohanes 4:19-20 TB