Dahulu Asing Sekarang Berteman di Dalam Kristus

Karena dia Sahabat-Nya

“Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.”

Lukas 11:8 TB

Pernahkah saudara bertanya-tanya apakah Tuhan akan memenuhi apa yang saudara perlukan? Awal saya lulus kuliah, saya ragu apakah saya akan mendapatkan pekerjaan, setelah dapat kerja, saya ragu apakah nanti bisa memiliki penghasilan yang cukup, setelah punya penghasilan saya ragu apakah bisa mendapatkan suami yang baik, setelah punya suami, saya ragu apakah nanti bisa menghidupi anak dan menjadi ibu yang baik.

Keraguan memang tidak ada habis-habisnya. Kadang berdoapun bukan doa yang lahir dari iman, tetapi dari keraguan sehingga beban masih menempel walaupun sudah berdoa.

Firman Tuhan di atas mengingatkan kita bahwa Tuhan pasti memenuhi apa yang kita perlukan karena di mata Tuhan, kita ini sahabat-Nya. Tuhan mau murid-murid-Nya menyadari bahwa Tuhan memandang mereka sebagai sahabat.

Seseorang bisa saja mengatakan bahwa Bapak Presiden adalah sahabatnya, tetapi lain halnya kalau Bapak Presiden sendiri yang mengakui bahwa orang itu adalah sahabatnya. Tuhan sendiri yang mengakui bahwa kita adalah sahabat-Nya.

Apakah saudara lihat apa yang Tuhan lihat? Tuhan Semesta Alam memperlakukan kita sebagai sahabat-Nya. Karena kita sahabat, Ia mengasihi kita dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi sahabat-sahabat-Nya.

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Yohanes 15:12-15 TB

Bagaimana Tuhan memandang saya, pelan-pelan merubah pandangan saya akan Tuhan, dan akan diri saya. Dengan mengingat bahwa saya adalah sahabat di mata Tuhan membuat saya tidak malu mengakui kelemahan saya dan berani meminta dengan yakin bahwa Tuhan pasti memenuhi keperluan saya. Doa-doa saya tidak lagi mengalir dari hati yang ragu, tetapi lahir dari hati yang percaya.

Tujuan Kekal

Tuhan Yesus tidak pernah berfikir kerdil, tetapi selalu mempunyai tujuan kekal. Tuhan mau kita memakai persahabatan kita yang istimewa dengan Tuhan bukan hanya untuk kepuasan hati sendiri, tetapi sebagai sarana untuk kita mendoakan teman-teman yang belum memiliki relasi yang hidup dengan Tuhan Yesus.

Tanpa pertolongan Roh Kudus, tidak ada seorangpun yang bisa menjalin persahabatan dengan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan Yesus berjanji memberikan Roh Kudus kepada mereka yang tidak malu meminta kepada Bapa di sorga (Lukas 11:13).

Persahabatan kita dengan Tuhan adalah peran penting yang Tuhan berikan kepada kita untuk menolong orang lain. Misalnya, kita mungkin tidak punya keahlian khusus untuk menolong seseorang yang dikuasai oleh kecemasan, tetapi kita tahu bahwa kita punya Sahabat yang mampu dan siap menolong. Dengan sungguh-sungguh kita mengetuk pintu surga untuk mencari pertolongan bagi orang ini.

Ketika saya mulai mengerti akan tugas saya sebagai sahabat Kristus, diam-diam saya mulai mendoakan teman-teman yang saya lihat memiliki masalah. Doa menjadi seperti mata yang olehnya saya mengenali aktifitas Tuhan dalam pribadi saya maupun orang-orang yang saya doakan. Sungguh menakjubkan apa yang Tuhan dapat kerjakan melalui doa sahabat-sahabat-Nya.

Doa

Kiranya Roh Kudus menolong kita berdoa dengan tidak jemu-jemu bagi keselamatan jiwa-jiwa, dan kemuliaan Kristus.