Dahulu Asing Sekarang Berteman di Dalam Kristus

Kalau Tuhan itu Esa, Kenapa Ada Tiga Allah?

Melalui tulisan ini, saya bermaksud memberi perspektif saya tentang Allah Tritunggal dengan tujuan untuk mengajak anda mulai melihat pribadi Allah kita yang luar biasa. Anggaplah saya ini sebagai “tour guide” anda. Penting buat kita mengerti iman percaya karena bisa menolong kita untuk menjadi teguh di dalam Kristus. Saya bukan ahli agama, jadi saya tidak akan membahas dari segi agama, tetapi dari segi relasi kehidupan.

Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang bagus. Mungkin ini juga menjadi pertanyaan anda. Secara matematika, memang betul bahwa esa/satu tidak sama dengan tiga. Tetapi kita tidak sedang membicarakan matematika. Kita sedang membahas tentang pribadi Allah yang hidup. Setiap hal yang hidup, dari luar bisa kelihatan sederhana tetapi kalau diselami pasti kompleks. Contoh: Bagaimana makanan yang anda makan bisa menjadi energy yang mendukung kehidupan fisik anda. Sekilas kelihatannya sederhana. Anak kecilpun bisa melakukkannya. Kalau anda lapar, ya anda pasti mencari makan. Hal yang sederhana ini sebenarnya memiliki kompleksitas yang tinggi dalam level sel dimana sel-sel tubuh kita merubah makanan menjadi energi. Dengan kesadaran ini, mari kita dengan rendah hati mencoba menyelami sisi Allah Tritunggal. Dari nama Tritunggal kita bisa menyimpulkan bahwa Tri artinya tiga, dan tunggal artinya satu. Mari kita melihat apa kata Firman Tuhan tentang hal ini.

Tuhan Berfirman kepada bangsa Israel melalui nabi Musa:

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!

Ulangan 6:4 TB

Ayat ini dikutip oleh Tuhan Yesus ketika ia ditantang oleh ahli agama dengan pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud menjebak.

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

Markus 12:28-29 TB

Dengan ayat Firman Tuhan ini kita bisa berpegang teguh bahwa Tuhan kita itu Esa. Allah telah menyatakannya lewat nabi Musa dan kemudian Tuhan Yesus memberitakan hal yang sama. Tuhan juga menyatakan diri-Nya melalui karya ciptaan-Nya. Saya melihat Ke-Esa-an Tuhan terpancar dalam diri anda dan saya. Coba pikirkan! Dari sekian banyak manusia di dunia, dari generasi kegenerasi hanya ada satu anda. Anda memiliki keunikan yang khusus yang tidak dimiliki oleh siapapun di dunia ini. Anda dalah tunggal. Tidak ada pernah dua orang walaupun kembar yang benar-benar sama gen-nya. Pasti ada keunikan khusus yang menentukan mana si A dan mana si B. Kalau saya bepergian ke luar negeri, saya harus menunjukkan dokumen yang menyatakan bahwa ini benar saya. Dan biasanya pemerintah mengambil sidik jari saya sebagai bentuk identifikasi saya yang tidak dimiliki oleh orang lain. Ketunggalan manusia benar-benar mengagumkan. Keunikan diri anda dan saya menggambarkan keunikan Tuhan bahwa Ia adalah benar Tuhan yang Esa.

Mungkin tidak terlalu susah mempercayai bahwa Tuhan itu Esa. Tetapi bagaimana hubungannya dengan tiga Allah (Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus)? Saya yakin jawaban pertanyaan ini tersembunyi didalam jawaban Tuhan Yesus kepada ahli Taurat yang tertulis di ayat selanjutnya.

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Markus 12:30 TB

Karena Tuhan itu Esa maka Tuhan layak menerima kasih sayang kita yang tertinggi. Karena tidak ada Tuhan selain Tuhan Allah kita, maka Dia layak menerima segenap hati, jiwa, dan pikiran kita. Dengan kata lain, jangan dibagi kasih kita. Jangan setengah dikasi ke-Tuhan dan setengahnya lagi ke-manusia. Tidak. Karena hanya ada satu Tuhan ya semua kasih dan hormat hanya ditujukan kepada Tuhan yang Esa.

Setelah mengerti perintah Tuhan ini, pertanyaannya adalah bagaimana manusia yang penuh dengan dosa bisa mengasihi Allah yang Kudus? Atau bagaimana manusia sebagai ciptaan, mengasihi Allah Penciptanya? Ini adalah satu hal yang mustahil karena dunia manusia berbeda dengan dunia Allah. Sedangkan untuk mengasihi, kita harus memiliki relasi. Tanpa memiliki relasi, tidak mungkin bisa mengasihi.

Di dalam ber-relasi dengan manusia inilah, Tuhan menyatakan diri-Nya melalui tiga pribadi Allah yang berbeda: Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus. Kalau dilihat dari segi pribadi Allah, ya memang ada tiga pribadi Allah, tetapi satu esensi Tuhan. Tiga pribadi Allah ini, masing-masing memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh yang lain-Nya. Perbedaan ini bukan hanya berbeda peran tetapi berbeda pribadi. Jadi Allah Anak yaitu Tuhan Yesus tidak sama dengan Allah Bapa. Jadi ketika Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa bukan kepada diri-Nya sendiri tetapi kepada Bapa.

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya.

Yohanes 17:1-2 TB

Tuhan Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya tentang Allah Roh Kudus yang juga disebut Roh Kebenaran:

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.

Yohanes 16:13-14 TB

Hal sederhana yang menolong saya melihat kesatuan dalam tiga pribadi adalah bentuk keluarga yang ideal. Untuk disebut satu keluarga, itu harus terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ini hanya contoh untuk menunjukkan tiga pribadi berbeda. Bukan soal gender. Ayah, ibu, dan anak masing masing memiliki pribadi yang unik dan berbeda dan perannya pun berbeda. Kalau kita hitung dari sisi keluarga ya satu keluarga. Kalau kita lihat dari pribadi, ada tiga pribadi. Kalau si ibu memutuskan untuk memisahkan diri dari keluarga dan berdiri sendiri, si Ibu ini tidak bisa disebut keluarga. karena ia tidak lengkap. Tuhan Yesus tidak bisa memisahkan diri dari ke-Tuhan-nan karena Ia adalah bagian dari Tuhan yang Esa. Makanya Tuhan Yesus bilang, Ia tidak bisa berbuat apa-apa dari diri-Nya sendiri (Yohanes 5:30). Begitu juga dengan Allah Roh Kudus; Ia tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri (Yohanes 16:13). Ini menunjukkan ke-Esa-an Tuhan dalam tiga pribadi Allah yang unik.

Mari kita lihat lagi contoh satu keluarga. Kalau saya mau ber-relasi dengan satu keluarga, saya perlu ber-relasi dengan pribadi dari keluarga ini. Kalau saya mau mengekspresikan kasih saya kepada keluarga ini, saya akan mengunjungi si-ibu, si-ayah, atau si-anak. Begitu juga dengan Tuhan. Saya tidak bisa ber-relasi dengan Tuhan tanpa ber-relasi dengan ketiga pribadi Allah. Masing-masing pribadi Allah ini membuat Allah itu real atau nyata seperti pribadi si-ayah, ibu, atau anak membuat keluarga itu real.

Mungkin sekarang timbul pertanyaan, kenapa Tuhan tidak menyatakan diri sebagai satu pribadi, bukan tiga? Kalau Tuhan mau, bisa saja. Kan Dia Tuhan. Tetapi karena kebesaran Tuhan dan keberdosaan kita manusia, Tuhan ber-relasi dengan manusia melalui satu Perantara yaitu Tuhan Yesus yaitu Allah yang menjadi manusia yang juga disebut Anak Allah atau Allah Anak (Lukas 1:32). Hanya di dalam Yesus seseorang bisa mengenal atau ber-relasi dengan Tuhan Allah. Karena Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, Tuhan Yesus adalah Allah. Tuhan Yesus juga adalah manusia. Jadi masuk akal didalam Yesus, Allah dan manusia bersekutu.

Tuhan Yesus adalah kunci relasi kita dengan Tuhan yang Esa. Di dalam Yesus, seseorang bisa mengenal Allah Bapa. Di Dalam Yesus, seseorang diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Di dalam Yesus seseorang boleh menerima Allah Roh Kudus sebagai meterai Allah (Efesus 1:13). Melalui tiga pribadi Allah: Allah Bapa, Allah Anak (Tuhan Yesus), dan Allah Roh Kudus memungkinkan kita manusia mengenal Tuhan yang Esa dan mengasihi Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi.